MediaJurnalis-Meskipun Bareskrim Polri telah menyatakan bahwa ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) otentik dan identik dengan tiga rekannya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Roy Suryo, seorang pakar telematika, masih meragukan keaslian ijazah tersebut. Ini disebabkan oleh fakta bahwa polisi masih gagal menunjukkan ijazah asli Jokowi.
Menurut Roy Suryo, hasil investigasi polisi terhadap ijazah Jokowi telah merusak reputasi Mabes Polri.
"Sebagian besar pendapat publik malah jadi meragukan hasil tersebut dan menjatuhkan citra Mabes Polri, apalagi ijazah aslinya juga tidak ditunjukkan."
Dengan dasar apa Bareskrim menetapkan ijazah asli Jokowi? Menurut Roy Suryo, hasil tes yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri terhadap ijazah Jokowi masih belum lengkap.
Dia juga menekankan pernyataan Bareskrim yang hanya menyatakan bahwa ijazah Jokowi itu 'identik dan otentik'.
"Silakan lihat berbagai pernyataan saya sebelumnya di ruang publik bahwa hasil Puslabfor Mabes Polri ini belum final."
Selain itu, dia menyatakan bahwa itu hanyalah salah satu langkah dalam proses pembuktian dan tidak merupakan hasil asli; itu hanyalah identik dan identifikasi sampelnya tidak transparan. Lihat gambar dari fotokopi ijazah S1 dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang ditampilkan di layar selama konferensi pers Bareskrim Polri.
Setelah membandingkannya dengan ijazah tiga rekan sekelasnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Bareskrim Polri menemukan bahwa ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) benar dan asli. Sebagai bagian dari penyelidikan laporan dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Jokowi, uji banding dilakukan, menurut Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.
Dalam konferensi pers di Bareskrim, Djuhandhani menyatakan bahwa semua elemen ijazah, termasuk jenis kertas, tulisan, dan map penyimpanan dokumen, identik.
Dia menyatakan bahwa uji banding ini dilakukan terhadap ijazah asli milik Bapak Jokowi, dan tiga ijazah pembanding dari rekan seangkatan beliau di UGM dengan tahun kelulusan yang sama.
Dia menyatakan bahwa bahkan map tersebut kondisinya sudah buruk.
Dia menyatakan bahwa fakta ini mendukung kesimpulan bahwa ijazah tersebut benar-benar diberikan oleh UGM pada waktu yang tepat.