"Sebenernya PDIP sama Gerindra kakak adik ini," kata Prabowo sembari menyinggung demokrasi Indonesia yang menurutnya mengharuskan adanya oposisi sebagai bagian dari kontrol kekuasaan. Meski berada di kubu berbeda dalam Pilpres 2024, Prabowo menegaskan bahwa perbedaan tersebut tak menghalangi rasa persaudaraan antar partai nasionalis.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyampaikan kekagumannya terhadap Presiden pertama RI, Soekarno, dengan menegaskan bahwa Bung Karno adalah milik seluruh bangsa Indonesia. Ia bahkan mencolek Ketua DPR RI Puan Maharani dan berseloroh, "Nyuwun sewu, Mbak Puan, Bung Karno bapak saya juga."
Candaan serupa juga dilontarkan saat Prabowo menyebut dirinya memiliki semangat marhaenisme. "Mungkin kalau dipotong ini (menunjuk dada), yang keluar marhaen juga ini," ujarnya yang disambut tawa para hadirin, termasuk elite PDIP seperti Bambang Pacul dan Utut Adianto.
Menanggapi pernyataan tersebut, politikus PDIP Mohamad Guntur Romli menilai bahwa pernyataan Prabowo mencerminkan penghormatan terhadap Bung Karno serta menunjukkan kedekatannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Pernyataan itu untuk menunjukkan Pak Prabowo sebagai pengagum Bung Karno, kedekatan Pak Prabowo dengan Ibu Megawati dan Gerindra dengan PDI Perjuangan yang sama-sama partai nasionalis," kata Guntur kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Guntur juga menyebut bahwa Megawati telah menganggap Prabowo sebagai sosok adik dalam pergaulan politik. "Hubungan Pak Prabowo dengan PDI Perjuangan akan tetap baik-baik saja," tegasnya.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa hingga kini PDIP tetap berada di luar pemerintahan Prabowo. Keputusan terkait arah politik partai akan ditentukan dalam kongres partai.
"Posisi PDI Perjuangan sampai saat ini berada di luar pemerintahan. Kalau pun ada perubahan, biasanya akan diputuskan di Kongres," ungkap Guntur.
Pernyataan saling menghargai antar elite partai ini memperlihatkan dinamika politik nasional yang tidak hanya ditentukan oleh posisi dalam kekuasaan, tetapi juga oleh sejarah, ideologi, dan hubungan personal antar tokoh politik. Kedekatan yang tetap terjaga meski berada dalam kubu politik berbeda menjadi contoh bahwa perbedaan dalam demokrasi dapat berjalan berdampingan dengan semangat kebangsaan.