Notification

×

Iklan

Iklan

Bahlil: Kampus Bisa Jadi Pabrik Pengangguran Tanpa Industri

18 Juli 2025 | Juli 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-18T01:44:53Z




MediaJurnalis — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengingatkan bahwa perguruan tinggi bisa berubah menjadi “pabrik pengangguran intelektual” jika tidak diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja yang nyata. Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-54 Program Sarjana Terapan Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Kamis (17/7/2025).


"Kalau tidak ada lapangan pekerjaan disiapkan, saya takut suatu saat kampus akan menjadi pabrik pembuat pengangguran intelektual," kata Bahlil di hadapan para lulusan.


Menurut Bahlil, salah satu upaya utama pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan secara masif adalah lewat pengembangan hilirisasi industri, khususnya di sektor energi dan sumber daya alam. Program hilirisasi ini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi nasional agar Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah.


Hilirisasi Jadi Kunci Penciptaan Lapangan Kerja


Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah. Pemerintah kini mendorong hilirisasi di berbagai sektor strategis, mulai dari pertambangan, migas, hingga kehutanan dan pertanian. Tujuannya adalah menciptakan industri yang mampu menyerap tenaga kerja dan memutar roda perekonomian nasional.


"Maka hilirisasi harus kita bangun, industri harus kita bangun supaya menciptakan lapangan pekerjaan," tegas Bahlil.


Ia menambahkan bahwa dengan tersedianya lapangan kerja yang relevan, lulusan perguruan tinggi akan lebih siap dan langsung terserap di dunia kerja — menghindari lonjakan pengangguran berpendidikan tinggi.


21 Proyek Hilirisasi Siap Digarap


Dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Bahlil menyebut pemerintah telah menyiapkan 21 proyek hilirisasi utama yang dikebut realisasinya tahun ini. Nilai investasinya mencapai US$ 45 miliar atau setara Rp 738 triliun. Proyek-proyek ini merupakan bagian dari target investasi jangka panjang senilai US$ 618 miliar.


Beberapa proyek yang diungkap antara lain:


  • Pembangunan storage crude oil di Pulau Nipah, Batam, untuk menambah cadangan energi nasional hingga 30 hari.

  • Pembangunan kilang minyak jumbo berkapasitas 500 ribu barel per hari — yang akan menjadi terbesar di Indonesia.

  • Gasifikasi batu bara menjadi DME (dimethyl ether), yang akan menjadi substitusi LPG impor dan memperkuat ketahanan energi domestik.

  • "DME berbahan baku batu bara low calories akan kami bangun agar produknya bisa dipasarkan di dalam negeri," jelas Bahlil, yang juga menjabat Ketua Satgas Hilirisasi.


Langkah ini, lanjut Bahlil, bukan hanya untuk kepentingan energi, melainkan juga sebagai strategi menciptakan peluang kerja industri baru yang lebih luas — dari sektor hulu hingga hilir.

×
Berita Terbaru Update