MEDIAJURNALIS-Harga minyak global anjlok lebih dari enam persen setelah kabar tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran. Penurunan ini mencerminkan meredanya kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah.
Mengutip laporan CNBC, Rabu (25/6/2025), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat ditutup turun 6 persen ke level US$ 64,37 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent sebagai patokan global juga mengalami penurunan signifikan sebesar 6,1 persen menjadi US$ 67,14 per barel.
Penurunan ini membuat harga kembali ke posisi sebelum serangan militer Israel terhadap Iran yang terjadi pada 13 Juni lalu. Saat itu, pasar sempat dilanda kekhawatiran meningkatnya konflik bersenjata yang dapat mengganggu jalur distribusi minyak dari Teluk Persia.
Langkah militer Amerika Serikat yang sempat mendukung Israel dengan membombardir tiga lokasi fasilitas nuklir utama Iran turut meningkatkan ketegangan. Namun, respons Iran berupa serangan rudal ke pangkalan udara AS di Qatar tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak memperluas eskalasi.
Setelah insiden tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tercapainya perjanjian gencatan senjata antara kedua negara. Meski demikian, pada Selasa dini hari, Presiden Trump mengungkapkan kekhawatiran mengenai pelanggaran awal terhadap kesepakatan tersebut oleh kedua pihak.
“Presiden mendesak agar Iran dan Israel mematuhi perjanjian gencatan senjata demi menjaga stabilitas kawasan,” demikian disampaikan dalam keterangan resmi Gedung Putih.
Pasar minyak menyambut kabar ini dengan optimisme, menganggap risiko terhadap kelangsungan pasokan dari Timur Tengah kini menurun signifikan. Analis memperkirakan harga minyak akan bergerak stabil dalam waktu dekat, selama situasi geopolitik tidak kembali memburuk.
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
